Rabu, 28 Desember 2011

WASPADA KAMPANYE HITAM PADA PILPRES 2009

Oleh : Akmal Nur.*


Terhitung beberapa hari lagi PILPRES 2009 akan digelar, berbagai persiapan telah dilakukan baik oleh KPU maupun para calon yang akan memperebutkan kursi nomor satu di Negara yang kita cintai ini. Hal ini dapat dilihat dari maraknya berbagai pemberitaan di berbagai media baik cetak maupun elektronik, yang setiap hari memberikan informasi tentang perkembangan pelaksanaan PILPRES. Bahkan beberapa media cetak telah menyiapkan satu kolom khusus tentang pelaksanaan kampanye PILPRES 2009.
Genderang kampanye telah ditabuhkan oleh KPU dan secara resmi tiga kandidat capres dan cawapres dijadwalkan oleh KPU untuk melakukan serangkain kampanye ditanah air, Berbagai program-program kandidat kini menjadi hangat dibicarakan dimasyarakat, entah itu rasional ataupun tidak, hanya masyarakatlah yang akan menilai. Bukan hanya program yang menjadi isu dalam kampanye tetapi yang lebih penting siapa sosok kandidat tersebut, maka citra dalam kampanye turut mewarnai pemilih dalam menjatuhkan pilihannya.


Kita dapat melihat Berbagai aktifitas para calon dalam menunjukkan citra dirinya dalam berbagai media. Mulai dari orasi-orasi calon dilapangan, ruangan, kunjungan para calon keberbagai basis – basis pemilih maupun kegiatan – kegiatan sosial yang lain. Walaupun pelaksanaan kampanye pilpres kali ini kurang meriah dibandingkan dengan kampanye pemilihan legeslatif lalu tetapi beberapa fenomena politik seperti kampanye hitam juga turut mewarnai prosesi demokrasi sekarang ini.
Aktifitas beberapa simpatisan maupun team sukses juga sudah terasa mulai dari perkotaan sampai dipelosok pedesaan Diseluruh penjuru tanah air ini. Hal ini dapat dilihat dari pemasangan berbagai spanduk, baliho, stiker turut menghiasi berbagai pohon ditaman maupun dipinggir jalan, sampai – sampai hal itu mengganggu tata keindahan lingkungan setempat. Beberapa team sukses juga sudah mulai door to door untuk melakukan kampanye. Namun dalam konteks sekarang ini mungkin masyarakat masih memaklumi asalkan tidak mengganggu aktifitas kehidupan masyarakat.
Black campaign
Namun beberapa rangkaian sosialisai kampanye yang dilaksanakan oleh simpatisan maupun team sukses tidak sertamerta mensosialisaikan calon yang di usungnya tetapi juga mensosialisaikan kejelekan calon yang lain. Hal inilah yang disebut black campaign atau kampanye hitam. Secara sederhana penulis mendefenisikan sebagai aktifitas politik yang dilakukan secara sadar maupun tidaksadar calon pemimpin maupun semua team sukses dan simpatisan dalam menjelekkan calon yang lain pada pemilih baik langsung maupun secara tidak langsung dalam sebuah pemilihan.
Pelaksanaan PILPRES juga tidak terlepas dari black campaign tersebut, beberapa hari yang lalu di beberapa media cetak dan elektronik memberitakan bahwa maraknya isu black campaign yang menghinggapi bahkan beberapa kandidat calon mengklarifikasi berbagai isu tentang kejelekan – kejelekan dirinya yang sengaja dilontarkan oleh simpatisan calon yang lain sebagai wacana di tengah masyarakat. Mulai dari isu jilbab para istri calon, isu neolib, antek ordebaru, actor pelanggaran HAM, isu survey yang memojokkan calon lain dan seterusnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kampanye hitam telah mewarnai pelaksanaan PILPRES kali ini. Jika hal tersebut terjadi maka suatu hal buruk untuk kelangsungan demokrasi di indonesia.
Memang salahsatu hal yang paling efektif untuk meraih simpati masyarakat adalah menjelekkan lawan politik di depan pemilih dengan menganggap diri kita lebih baik dari calon – calon yang lain. Akan tetapi selain hal tersebut mencederai nilai – nilai demokrasi juga mencederai budaya saling menghormati dan memanusiakan orang lain yang telah lama berakar di tengah masyarakat Indonesia . Mungkin sudah cukup kita mendengarkan akhir – akhir ini ditengah masyarakat bebagai bentuk kampanye yang tidak terpuji. Haruskah dengan pelaksanaan PILPRES ini masyarakat saling menjelekkan calon yang diusungnya, dan melupakan budaya yang turun temurun diwarisi dari nenekmoyangnya.
Berbagai konflik ditanah air akibat pelaksanaan pemilihan langsung telah memberikan kita pelajaran penting bahwa pemilihan bukan hanya siap menang tetapi juga harus siap untuk kalah. Pelaksanaannya bukan hanya semata mengikuti sistem prosedural yang ada tetapi juga dilandasai dengan sistem nilai yang berlaku dimasyarakat. Begitupula tujuannnya bukan hanya diorientasikan untuk memilih pemimpin dalam kurun peiode tertentu tetapi juga sebagai bentuk implementasi demokrasi demi tercapainya masyarakat adil dan makmur.
Paling tidak terdapat beberapa catatan kita bersama terkait black campaign. Pertama, black campaign adalah bentuk pelaksanaan demokrasi yang tidak sehat,. Kedua, black campaign adalah refleksi ketidakmampuan dan ketidakdewasaan dalam menghadapi sebuah persaingan dan ketiga, black campaign adalah bentuk menjamurnya penyakit masyarakat yang selalu sombong dan menganggap orang lain lebih rendah. Oleh sebab itu apa yang telah menjadi isu belakangan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa black campaign adalah refleksi politik yang tidak patut untuk dicontoh pada prosesi demokrasi yang akan datang.
Semoga saja PILPRES menjadi indicator lebihbaiknya pelaksanaan demokrasi ditanah air. Kita tidak mengharapakan pelaksanaan demokrasi tercederai oleh sikap simpatisan dan team sukses para calon yang melakukan hal – hal yang tidak benar dalam memenangkan calonnya masing – masing. Tetapi kita mengharapkan kemenangan suatu calon didapatkan secara sehat dan fair. Selamat Berkampanye…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar