(Sebuah catatan menuju PILPRES 2009)
Oleh : AKMAL NUR*
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat dewasa ini adalah kondisi ekonomi. Pergeseran pengaruh yang signifikan terhadap tata sosial dari politik ke ekonomi menjadi indicator kehidupan modern. Namun seperti apa konsep ekonomi yang ideal dalam konteks sekarang ini masih menjadi perdebatan oleh para ekonom. Perdebatan tentang hal tersebut sangat di pengaruhi oleh idiologi apa yang menjadi dasar dalam melihat kondisi sosial. Secara umum dapat kita melihat bagaimana peran idiologi sosialis dalam membentuk ekonomi liberal yang kemudian bermetamorfosis menjadi ekonomi global. Kedua konsep inilah yang menjadi wacana dominan dalam berusaha menghegomoni Negara – Negara berkembang dengan dukungan structural dari bangsa yang mengusungnya. Paham pertama di di dapatkan dari Negara unisoviet dan kedua dari
Ekonomi global menjadi trend dewasa ini di praktekkan oleh sebahagian besar Negara di dunia yang menganut faham kapitalisme termasuk
Di Indonesia sendiri kita dapat mengidentifikasi dari pola kebijakan – kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi yang terlalu memihak pada kepentingan modal ketimbang kepada rakyat. Penghapusan subsidi BBM, pupuk, dan sektor pendidikan dan kesehatan, privatisasi air, swastanisasi asset Negara seperti Indosat, pengurangan beacukai barang impor serta perundan – undangan penanaman modal yang semuanya tidak satupun berpihak kepada rakyat tetapi memenuhi kepentingan pemodal. Dari fakta – fakta tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
Sebenarnya sistem ekonomi global ini hanya dikendalikan oleh beberapa perusahaan seperti transnasional corporation dan multinational corporation. Seperti perusahaan cocacola ,CFC, MCdonal dan perusahan tambang minyak seperti exon mobil, sheel dan lain - lain yang ada di
Jeratan sistem ekonomi liberal yang dipraktekkan
Berbagai kondisi diatas telah memunculkan kritik terhadap sistem perekonomian yang berjalan sehingga tuntutan akan sistem yang dapat menyentuh kesejahteraan rakyat menjadi wacana yang sering di perbincangkan apalagi menjelang PILPRES 2009. Semua kandidat calon sudah menawarkan janji politiknya untuk membangun system ekonomi yang lebih memihak pada rakyat. Berbagai kampanye negative tentang siapa sebenarnya yang menganut ekonomi liberal turut mewarnai kampanye kali ini. Terlepas daripada itu penulis hanya memberikan gambaran betapa sistem ekonomi alternative yang pro kepada rakyat harus diterapkan.
Secara umum terdapat beberapa poin yang menjadi indicator-indikator sebuah system ekonomi yang memihak pada rakyat pertama pemberdayaan UKM ( usaha kecil menegah), agenda ini diharapkan dapat menjadi solusi atas tertinggalnya usaha kecil menegah dalam persaingan yang tidak sehat. Adapun teknisnya dapat dilakukan dengan pemberian tambahan modal, perlindungan mereka dari persaingan dengan pengurangan impor barang dan lain – lain. Kedua melakukan demokratisasi modal material, intelektual dan institusional. Pemerataan kebijakan di bidang ekonomi sangat diharapkan, kesamaan akses seluruh rakyat dalam melakukan kreatifitas dalam memenuhi tuntutan kehidupannya serta peluang – peluang untuk mengembangan potensinya di berbagai bidang harus terwadahi, sehingga tidak ada lagi diskriminasi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga pemberantasan KKN sampai ke akar – akarnya. Keempat penguatan organ – organ rakyat seperti serikat tani dan buruh yang dapat menjadih wadah bagi mereka dalam menyampaikan aspirasinya, kelima subsidi pemerintah kepada sektor umum dan masih banyak lagi yang lain yang menjadi indikator akan sistem ekonomi tersebut.
Dengan diimplementasikannya agenda tersebut diharapkan menjadi solusi alternative terhadap kondisi ekonomi yang carut marut, dimana secara makro mengalami pertumbuhan tetapi secara mikro mengalami penurunan. Oleh sebab itu peran Negara untuk mengambil sikap yang jelas dan tegas dalam kebijakan ekonomi untuk keluar dari parangkap para penajajah ekonomi menjadi langkah pertama yang harus diambil. Kita mengharapkan pemilihan presiden kali ini menjadi titik awal untuk membangkitkan perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar