Rabu, 28 Desember 2011

BENCANA ALAM DAN KRISIS KESADARAN LINGKUNGAN

Oleh : Akmal nur

Gempa bumi kembali terjadi di Negara kita, pulahan korban jiwapun mulai berjatuhan, rumah-rumah kembali roboh dan jutaan bahkan milyaran taksiran kerugian terjadi. Gempa yang mengguncam tanah Jawa beberapa waktu lalu merupakan bencana yang kesekian kalinya terjadi di negeri ini. Penderitaan rakyat korban gempa seakan menjadi tontonan menyedihkan di setiap pemberitaan media. Kini muncul pertanyaan, apakah kita sudah banyak mengambil hikmah dari setiap bencana yang melanda negeri ini. Mulai dari cara mencegahnya sampai pada cara mengatasinya.

Maraknya berbagai bencana alam yang melanda negeri ini juga turut menyumbangkan sumber inspirasi untuk kembali merenungkan apa yang telah kita perbuat diatas bumi ini sehigga alam tidak lagi bersahabat dengan kita. Sederet peristiwa dan musibah yang terjadi dinegeri ini mulai dari bencana tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor serta bencana alam lainnya turut mewarnai perjalanan bangsa ini.

Akan tetapi bukan hanya peristiwa alam seperti yang terlihat sekarang menjadi tanda akan sebuah kehancuran bumi ini, tetapi prediksi akan bencana yang akan dating lebih besar turut menghantui para ilmuan dan kita semua tentang sebuah perubahan. Dan mungkin kita sendiri yang mempercepat menjadi lebih buruk di masa yang akan datang. Mencairnya gunung – gunung es yang mengakibatkan air laut merambah kedaratan, pergantian musim yang tidak teratur membuat para petani kegagalan panen, dan tingginya suhu udara yang tidak seperti biasanya menjadikan penduduk bumi semakin tidak nyaman.

Bebarapa tahun yang lalu keprihatinan global akan kondisi alam datang dari berbagai pihak termasuk dari pihak yang selama ini banyak mengeksploitasi lingkungan seiring dengan munculnya kesadaran bersama terhadap masa depan keberlangsungan manusia di muka bumi ini. Akan tetapi wacana tersebut hanyalah sebuah aksi insedental yang sekarang arah tindak lanjutnya menjadi kabur. Apa yang menjadi kesepakatan dunia untuk tidak memperparah pemanasan global seakan tidak terlaksana dengan baik. Lihat saja beberapa pabrik penyumbang polusi terbesar di dunia belum memikirkan cara mengganti bahan bakarnya dan sampai sekarang masih beroperasi.

Krisis kesadaran lingkungan

Kondisi Alam sekarang ini, sadar atau tidak telah banyak di pengaruhi oleh ideologi dan pola tingkah laku masyarakat. Perubahan pola dari hidup yang dianggap tradisional menjadi lebih modern yang di dukung oleh kemenangan ideologi kapitalisme dan melahirkan revolusi industri, turut menyumbangkan peralihan tingkah laku masyarakat dalam memandang alam yang dulunya sebagai mitra yang harus dijaga dan dilestarikan menjadi objek yang perlu di eksploitasi dan di hancurkan demi mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya. Masyarakat telah melihat alam sebagai sebuah potensi yang bukan hanya untuk digunakan memenuhi kebutuhan manusia tetapi untuk memenuhi keinginan – keinginan manusia.

Pola hidup yang konsumeris dan hedonis yang lahir dari buah kapitalisme membuat masyarakat buta akan kelestarian lingkungan. Kita malah bangga membuang limbah sembarangan, mengeluarkan polusi kendaraan kita di udara, dan membuang racun di laut. Bukan hanya kita secara individu tetapi secara massal bersama – sama membangun pabrik – pabrik untuk meratakan gunung, membabat hutan dan mengeruk hasil laut secara berlebihan, semua itu kita lakukan tidak lain hanya untuk bersenang – senang di muka bumi ini

Berbagai pengrusakan lingkungan terjadi diberbagai belahan dunia ini termasuk indonesia, berbagai pembalakan hutan dan eksploitasi gunung menjadi tontonan kita sehari – hari. Sejumlah aturan tentang pelestarian lingkungan seakan – akan hanya menjadi perhatian untuk diperdebatkan dalam pembuatannya di meja dewan tapi tiba pada tahap pelaksanaan, semuanya diabaikan begitu saja.

Mungkin sudah saatnya kita sadar diri untuk menjadi penyelamat, yang bukan hanya kesadaran individu akan tetapi kesadaran yang muncul secara bersama untuk meninggalkan cara pandang kita yang serakah terhadap alam ini.Sudah saatnya kita menghentikan berbagai pengrusakan-pengrusakan lingkungan dengan melakukan pengrusakan hutan, penambangan-penambangan hasil bumi yang dapat mengancam ekosistem serta berbagai aktifitas kita yang dapat mengancam kelanjutan hidup manusia.

Oleh sebab itu, kiranya berbagai fenomena alam dan bencana alam yang melanda ummat manusia dewasa ini seharusnya ditanggapi, pertama sebagai kutukan dari alam atas akibat tingkah laku manusia yang serakah dalam memanfaatkan lingkungannnya. Kedua perlu adanya gerakan sosial masyarakat dalam mempertahankan kelestarian lingkungannya dari pengrusakan antek – antek kapitalisme. Ketiga perubahan secara radikal pola hidup masyarakat yang cendrum eksploitatif dan konsumeris dengan berbagai system kebijakan dan regulasi pemerintah. Jangan sampai kita semua menyatakan sadar dan pencinta lingkungan padahal tindakan kita adalah sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar