Oleh : Akmal Nur
Setelah hampir sebulan lamanya ummat
Islam melaksanakan ibadah puasa, kini tinggal menghitung hari lagi untuk
menghampiri hari kemenangan yaitu hari raya Idul fitri. Sebahagian ummat Islam
merayakannya di tempat dimana mereka menetap, dan sebahagian lagi memilih untuk
merayakannya di tempat saudara atau tempat kelahirannya. Bagi mereka yang
berada jauh dari tempat kelahirannya maka hari libur dijadikan suatu kesempatan
untuk pulang kampung. Peristiwa ini sering diistilahkan sebagai mudik lebaran.
Mudik lebaran adalah fenomena masyarakat
yang sudah menjadi tradisi/budaya pada
tiap tahunnya di Negara ini. Setiap menjelang libur lebaran sebahagian
masyarakat yang jauh menyempatkan diri kembali kekampung halamannya untuk merayakan
hari lebaran bersama orang tua, saudara atau teman kecil dimasa lalu, walaupun
dengan konskwensi harus berdesak-desakan diatas transportasi. Bagi mereka yang
mudik dengan kendaraan sendiri tidak pernah sedikitpun merasa takut walaupun
tingginya frekuensi kecelakaan lalu
lintas pada saat menjelang lebaran. Hal ini karena padatnya kendaraan serta masih
banyaknya jalan yang belum memenuhi syarat untuk dilalui.
Adapun yang mudik dengan menumpang
kendaraan umum seperti kereta api, bis dan transportasi laut/ udara tidaklah juga
menyurutkan semangatnya untuk lebaran dikampung walaupun sudah menjadi
kebiasaan para pemilik transportasi menaikkan harga yang setinggi-tingginya
belum lagi ditambah dengan harus berdesak- desakan dengan penumpang lain.
Inilah tradisi mudik yang sepertinya
tidak mengenal strata sosial. Baik kaya -miskin, majikan - pembantu, atasan –
bawahan semuanya berusaha untuk kembali kekampungnya merayakan hari besar Idul
fitri. Perbedaannya hanya terdapat pada bagaimana cara mereka sampai ketujuan
dengan resiko yang berbeda-beda pula, tetapi semuanya memiliki satu tujuan yang
sama yaitu bagaimana bisa merayakan hari raya besar tersebut bersama kerabat
dan saudara-saudara dikampung.
Tradisi mudik juga seakan tidak
mengenal jarak dimana pemudik berada dengan daerah atau kampung halamannya.
Diberbagai media akhir-akhir ini kita dapat melihat bahwa mudik lebaran bukan
hanya terjadi antar daerah ditanah air tapi juga kita menyaksikan bagaimana
warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri juga berdatangan untuk
merayakan hari raya di tanah kelahirannya. Hal ini seakan mengidentikkan bahwa
mudik adalah sebuah perjalanan yang tidak selalu mempertimbangkan seberapa jauh
dan seberapa besar dana yang harus dikeluarkan.
Diantara banyak alasan seseorang
melaksanakan mudik lebaran, alasan yang paling kuat dan sering di ungkapkan
oleh pemudik adalah adanya keinginan untuk menjalin silahturrahmi dan
silaturrahim dengan kerabat dan saudara-saudara di kampung. Tidak lengkap
rasanya ketika hari raya lebaran dilaksanakan tampa kedekatan dengan keluarga
dan sahabat di tanah kelahiran. Begitu mulianya tujuan mudik ini sehingga
tradisi ini harus tetap dilestarikan dan menjadi kebanggaan ummat Islam di
Negara kita ini.
Silaturrahmi
Mudik adalah ajang silaturrahmi.
Silaturrahmi merupakan ajaran islam yang sarat mengandung makna dan nilai.
Silaturrahmi secara sederhana dapat di defenisikan sebagai shilah yang artinya hubungan atau menghubungkan sedangkan ar-rahm yang berasal dari kata rahima-yarhamu-rahmatan yang berarti
kasih sayang. Jadi silaturrahmi adalah hubungan yang dilandasi dengan kasih
sayang dalam kebaikan. Orang yang bersilaturrahmi adalah orang yang menjaga dan
menjalin hubungannya dengan sesama mahluk di muka bumi ini dengan penuh
kasihsayang. Hubungan ini harus selalu dijalin dan dijaga dengan tidak mengenal
ruang dan waktu. Bahkan dengan orang yang telah meninggal sekalipun dengan
berziarah.
Menjalin dan menjaga silaturrahmi
dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan baik kepada keluarga maupun orang
lain dan bahkan mahluk-mahluk ciptaan tuhan lainnya. Maka melalui momen hari
raya ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk berkunjung ketempat kelahiran
kita (mudik) demi menjaga dan menjalin silaturrahmi/silaturrahim. Ini hanyalah
momen yang pada hari-hari yang lain tidak dapat dilakukan karna kesibukan dunia
masing-masing
Sebagaimana tujuan utama mudik
adalah silahturrahmi dengan keluarga dan kerabat dikampung, maka apa yang
menjadi tradisi dan fenomena mudik merupakan salah satu tindakan yang berdampak
positif untuk perkembangan dan dinamika bersosial ummat muslim di negeri ini.
Walaupun selama ini arus modernisme yang membawa pola hidup yang individualis
yaitu suatu pola hidup yang cendrum mementingkan diri sendiri dan mengabaikan
yang lain menerpa tatanan masyarakat kita. Akan tetapi dengan masih adanya
sebahagian masyarakat yang melaksanakan mudik seakan terpaan tersebut belumlah
mengubah secara total pola kehidupan sosial masyarakat.
Indikator perubahan pola tersebut
dari tahun ke tahun memang sedikit demi sedikit mulai terlihat dimasyarakat
khususnya di daerah perkotaan. Kehidupan bersosial seperti tolong menolong,
gotong royong, kerjasama antarwarga serta sikap sosial lainnya sudah mulai
ditinggalkan menuju kehidupan yang individualistik. Suatu sikap dimana
kepentingan pribadi menjadi keutamaan dibandingkan dengan kepentingan sosial
lain. Sikap ini muncul karena pola pikir masyarakat yang lebih mengagungkan
materi secara berlebihan.
Oleh karena itu dengan adanya mudik
yang sarat mengandung makna seperti silaturahmi dalam segala hal untuk tujuan
bersesama, memberikan tanda bahwa sifat sosial dimasyarakat masih ada dan
sangat perlu dilestarikan. Hubungan-hubungan itu perlu terus terjalin dan
diperluas agar nantinya menumbuhkan sikap sosial untuk saling membantu dalam
menghadapi berbagai persoalan hidup.
Mudik hanyalah salahsatu cara atau
momen untuk melaksanakan silaturrahmi akan tetapi tradisi ini harus terus
mengilhami dan menjadi momentum awal untuk memperbanyak silaturrahmi di
kehidupan sehari-hari seperti bulan puasa ini yang hanya menjadi momen awal
sebagai cassis dalam meningkatkan
ibadah kita pada hari-hari yang lain. Oleh sebab itu dapat penulis katakan
bahwa salahsatu cara untuk membendung pola kehidupan individualis adalah dengan
memperbanyak silaturrahmi yang salahsatunya pada momentum hari raya ini dengan
melaksanakan mudik. Selamat mudik dan
hari raya idul fitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar