Selasa, 02 September 2014

PESTA POLITIK DAN PESTA SEPAK BOLA



OLEH : AKMAL NUR
(Pemerhati sosial kemasyarakatan di Kota Palu)
copyright Palu ekspres

            Tinggal menghitung hari dan jam, dua  pagelaran akbar yang sangat dinanti-nanti masyarakat Indonesia akan dilangsungkan.  Pesta akbar  tersebut di laksanakan di dua tempat yang berbeda. Satu di Brasil dan satunya lagi di negeri sendiri. Pesta sepak bola atau dikenal dengan piala dunia di Brasil akan disaksikan oleh jutaan mata di seluruh dunia termasuk di  Indonesia. Bagi Negara Brasil, ini adalah momentum untuk mengembalikan citra dan identitas Brasil yang menjadikan permainan sepakbola sebagai gaya hidup selama ini.
            Bagi mansyarakat Indonesia sendiri pesta sepakbola di Brasil menjadi tontonan menarik dan menghibur ditengah hiruk-pikuk kehidupan bermasyarakat.  sebahagian warga malah memiliki sikap fanatik terhadap kesebelasan tertentu atau pemain tertentu. Hal inilah membuat pesta sepakbola dunia menjadi lebih menarik. Selain itu olahraga yang satu ini bukan hanya sekedar permainan semata tetapi mengandung berbagai filosofi kehidupan  khususnya dalam berkompetisi. Sebut saja seperti spotifitas, permainan yang adil, kerjasama team, taat aturan permainan, etos kerja, tidak mudah menyerah dan sebagainya.

            Hampir bersamaan dengan pesta sepakbola dunia, bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yang tidak kalah menariknya dengan tontonan yang ada di Brasil. Jika di Brasil akan di ikuti oleh tiga puluh dua peserta atau team maka di Indonesia akan di ikuti oleh dua pesangan peserta yang sama-sama nantinya  mengharapkan sebuah kemenangan. Pasangan tersebut adalah  Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.
            Kedua pasangan calon persiden ini akan berkompetisi meraih simpati masyarakat pemilih di Indonesia yang kurang lebih berjumlah seratus delapan puluh lima juta orang. Seperti halnya persiapan piala dunia persiapan pilpres juga sementara berjalan. Tahap demi tahap telah dilalui dan sekarang berada pada tahap kampanye. Berbagai amunisi politik mulai dilancarkan bukan hanya positif tetapi juga terkadang cendrum negative.
            Strategi pemenangan memang penting untuk dilakukan tetapi jangan sampai membuat kompetisi atau permainan tidak elok untuk ditonton apalagi masuk dalam kategori tidak layak. Para team diharapkan mamaksimalkan segala cara dan potensi selama itu tidak tetapa pada aturan – aturan yang ada.  Masyarakat sudah lama menginginkan sebuah kompetisi di negeri ini dilaksanakan secara  adil. Sudah cukup negeri ini disuguhi dengan permainan curang pada setiap kompetisi baik itu olah raga sampai kompetisi politik di negeri ini.

Pesta Politik
            Perhelatan politik pada pilpres 2014 menjadi tontonan yang tidak kalah menariknya dari piala dunia di Brasil. Partisipasi masyarakat untuk menjadi bagian dari politik semakin besar dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari maraknya relawan-relawan pendukung yang terbentuk yang bukan bersal dari partai politik tetapi berasal dari berbagai kalangan. Baik itu kalangan atas maupun kalangan bawah. Belum lagi dilihat dari berbagai perbincangan – perbincangan tentang pilihan politik mereka disela-sela kesibukannya.
            Dilihat sebagai  sebuah tontonan semata, Hadirnya dua pasang calon persiden Prabowo dan Jokowi  seakan sangat relevan diperbandingkan dengan hadirnya Ronaldo dan Messi dipiala dunia nantinya sebagai pemain terbaik dunia. Cara dan taktik individu kedua pemain ini sangatlah berbeda paling tidak dilihat dari cara mereka bermain di club masing-masing. Kedua pemain ini memiliki ciri khas tersendiri di lapangan sepakbola. Ronaldo sangat ahli mengeksekusi bola-bola mati di dekat gawang lawan sedangkan  Messi terampil memainkan bola didepan gawang sebelum  menendang ke gawang lawan.
            Begitupula dua pasang calon presiden yang memiliki ciri khas tersendiri dan menjadikan alasan bagi pendukungnya untuk memilih nantinya. Jika Prabowo dikenal sebagai orang yang berani dan tegas begitupula lawan politiknya Jokowi yang dikenal sebagai sosok yang jujur dan sederhana. Palingtidak seperti itulah yang dicitrakan oleh media selama ini.
            Mungkin sulit dipercaya jika kedua pemain seperti Ronaldo dapat membawa kemenangan Portugal atau  Messi di Argentina dapat membawa Negaranya   memenangkan pertandingan pada piala dunia,  hanya mengandalkan keterampilan individunya semata. Tetapi menjadi mungkin jika ketika  kedua pemain ditopang oleh kerja sama team yang baik dan ketepatan strategi yang digunakan dalam permainan. Seperti juga pada sosok kedua pasang calon presiden nantinya akan memperoleh kemenangan jika  strategi, visi-misi yang sesuai serta  semua team sukses bekerja dengan baik.
            Tujuan jangka pendek bagi kedua pasang calon persiden memang adalah kemenangan tetapi perlu di ingat bersama bahwa jauh lebih penting adalah bagaimana cara kemenangan itu didapatkan dan bagaimana setelah kemenangan itu didapatkan. Bangsa ini perlu belajar dari pemilihan legeslatif lalu yang tidak perlu dilakukan untuk pilpres yang akan datang  dimana banyak di warnai kecurangan.
Apalah arti sebuah kemenangan jika di dapatkan dengan cara-cara yang tidak benar. Mengutip sebuah pepatah bahwa lebih baik kalah secara bermartabat daripada menang secara curang sangat tepat dipegang oleh kedua pasangan calon beserta teamnya. Bangsa ini harus Belajar dari permainan sepakbola dunia yang mengedepankan spotifitas  dalam  memenangkan permainan.
Perbedaan mendasar permaianan sepakbola dan PILPRES nantinya terletak pada hasil akhirnya. Jika hasil akhir dari pertandingan sepakbola hanya akan membuat pendukungnya kecewa secara psikologis dan tidak akan berdapampak lama maka hasil akhir pilpres selain akan menimbulkan kekecewaan dan kegembiraan tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang bisa jadi positif atau mungkin negatif.
            Sangat disayangkan bahwa masih ada masyarakat yang terdaftar dalam pemilih  tidak mau terlibat dalam politik atau golput, mungkin pengaruh traumatik dimasa orde baru atau merasa tidak memiliki kepentingan sama sekali dengan politik. Padahal dengan politiklah harga sesuap nasi ditentukan, sekolah anak dimurahkan, rumah sakit di gratiskan, serta kemiskinan dihilangkan. Dampak politik bukan hanya sekedar kecewa akan kekalahan dan gembira dengan kemenangan tetapi lebih dari itu semua. Oleh karena itu  harus tetap ditumbuhkan harapan bahwa siapapun yang terpilih nantinya akan membawa bangsa ini sebagai bangsa yang adil makmur dan sejahtera.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar