Oleh : Akmal nur s,pd*
Dalam waktu yang tidak akan lama
lagi bangsa Indonesia akan melaksanakan salah satu ritual demokrasi, ritual ini
disebut dengan Pemilu 2014. Aroma, nuansa maupun persiapannya sudah mulai
dirasakan disaat-saat sekarang ini. Hampir meliputi setiap sudut dan
sendi-sendi kehidupan masyarakat. Sebut saja senyuman para calon yang akan
menjadi aktor politik sudah mulai ditebar disetiap tempat. Mulai dari kalender
dirumah, sampai iklan-iklan di media.
Tahun 2014 merupakan tahun politik.
Seperti itulah julukan tahun ini dinamakan untuk menggambarkan tahap perjalanan
bangsa ini dalam berdemokrasi. Tahun politik dimana setiap pelaku, team sukses,
penggembira,dan penonton politik ikut mempersiapkan diri menjadi bagian dari
proses ini. Segala strategi dan aksi politik dilakukan demi mencapai tujuan
politik yang diinginkan. Segala program
dijajankan, janji di umbar, serta bujukan di galakkan semuanya untuk memberikan
citra dan membangun simpati publik dalam memenangkan diri dan partai di puncak
tertinggi pengambilan kebijakan negeri ini.
Siap atau tidak siap, mau atau tidak
mau hari itu akan menghampiri. Tepatnya tanggal 9 april 2014. Semua komponen
masyarakat akan mengambil bagian baik itu sebagai pengamanan,pengawas, pemilih,
dipilih hingga yang menjadi golput sekalian. semua akan dihitung sebagai bagian
dari prosesi politik di Indonesia. Sukses tidaknya pelaksanaan tergantung dari
sejauhmana peran serta masyarakatnya. Namun keberhasilan dan kualitasnya tidak
hanya sebatas peran memberikan hak politik di bilik suara, tetapi sangat
ditentukan dari ketepatan, kecerdasan
dan keakuratan dalam menentukan pilihan.
Pemilu 2014 yang jujur, adil dan
berkualitas merupakan modal awal bangsa ini dalam menjalani setiap periode
pembangunannya. Memilih orang tepat menjadi pemimpin negeri ini akan sangat
berpengaruh pada kondisi masyarakat yang akan datang. Bangsa ini sangat
membutuhkan pemimpim yang peduli nasib masyarakatnya, memiliki integritas yang
tinggi, idealis, patriotis, dan nasionalis. Seperti itulah harapan bangsa ini
tentang pemimpinnya. Yang menjadi pertanyaan adalah, masih dapatkah di temukan
sosok pemimpin seperti itu?. Hal seperti itu
mungkin wajar dipertanyakan jika melihat beberapa masa periode yang telah lalu.
Janji yang tidak ditepati, korupsi,
tidak bermoral serta tindakan-tindakan tidak etis lainnya yang dipertontonkan
oknum anggota legeslatif, eksekutif maupun yudikatif selama kurun periode
pemilu sebelumnya, seakan membuyarkan harapan masyarakat akan keberadaan
pemimpin ideal untuk bangsa ini. orang yang dulunya berjanji akan mengutamakan
kesejahteraan rakyat kini hanya mensejahterahkan diri dan keluarganya. Yang
dulu berjanji memerangi korupsi sekarang telah menjadi koruptor, serta orang
yang dulunya lebih agamis sekarang menpertunjukkan hal- hal yang tidak
bermoral. Oknum-oknum seperti inilah yang merusak citra dan kualitas sistem
demokrasi di Negara ini. Dan itu juga merupakan salahsatu pilihan kita juga
bersama pada periode pemilu yang lalu.
Bencana Politik
Pesta politik tahun 2014 setidaknya dapat menciptakan dua
kemungkinan dampak yang berbeda. Yang pertama pemilu akan berdampak baik jika
dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Dan yang
kedua akan berdampak buruk jika dilaksanakan dengan baik tapi menghasilkan
pemimpin yang tidak berkualitas. Apalagi jika pelaksanaan dilakukan secara
tidak jujur, tidak adil dan persaingan yang tidak sehat sudah dapat diragukan kualitas
yang dihasilkan.
Setiap warga Negara memang mempunyai
hak politik untuk dipilih dan memilih. Tetapi hak itu selayaknya dilakukan
secara bertanggungjawab. Melakukan praktek politik kotor hanya akan mencederai
demokrasi di Negara ini. Bukan hal yang mudah dalam mencari simpati publik
tetapi bukan alasan untuk mencapainya dengan cara-cara yang instan. Begitupun
sebagai pemilih, mendapatkan sosok pemimpin yang berkualitas seakan menjadi hal
sangat susah dizaman sekarang ini. Tetapi bukan sebuah alasan untuk bersikap apatis apalagi menjadi golput.
Harus ditumbuhkan keyakinan bahwa diantara banyaknya caleg dan capres masih
terdapat orang-orang yang layak untuk dipilih dan menjadi pemimpin bangsa ini.
Mungkin dengan menulusuri track recordnya menjadi salah satu cara tersendiri dalam
memberikan penilaian.
Partai politik seharusnya memberikan
pembelajaran politik yang baik ditengah masyarakat dengan memberikan edukasi
tentang pelaksanaan tentang tata cara politik yang sehat. Bukannya
mempertontongkan politik transaksional, money politik dan black campaign. Kemenangan
maraih suara terbanyak masyarakat memang menjadi tujuan awal sebuah partai
politik tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kemenangan itu diraih dengan
cara-cara yang baik dalam mencapai tujuan yang sesungguhnya yaitu kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Masyarakat harus sadar atau kalau
perlu disadarkan tentang pentingnya pemilu yang jujur, adil dan berkualitas.
Masyarakat harus tau bahwa tujuan pemilu bukan hanya memenangkan sebuah
caleg,capres maupun parpol tapi lebih dari itu, sangat berpengaruh pada tata
kelola bangsa ini kedepan. Memberikan kewenangan politik pada orang yang tidak
tepat hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat. Sudah cukup bangsa ini
mengalami ketimpangan-ketimpangan sosial, ketidak adilan, serta prilaku-prilaku
kader partai politik yang tidak bertanggungjawab.
Bangsa Indonesia kedepan sangat
ditentukan dari prosesi demokrasi tahun 2014, kesalahan bangsa dalam memilih
hanya akan menciptakan bencana bagi segala sendi kehidupan masyarakat. Kalau
bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan gunung meletus masih dapat
ditanggapi dengan beberapa persiapan serta penanganan bencana secara
komprehensip. Tetapi jika bencana politik melanda bangsa ini maka akan
melumpuhkan setiap sendi kehidupan masyarakat tampa terkecuali dan
penanganannya membutuhkan waktu dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Semoga bangsa ini di hindarkan dari
bencana politik dan pemilu 2014 dapat menghasilkan pemimpin yang dapat membawa
bangsa ini kearah yang lebih baik. Kusuksesan pelaksanaannya dan kualitas yang
dihasilkan merupakan tanggungjawab
bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar